Amerika- Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan ancaman keras kepada Hamas dan kelompok milisi Gaza lainnya untuk segera membebaskan sandera asal Israel sebelum dirinya resmi dilantik pada 25 Januari 2025.
Ancaman ini disampaikan Trump melalui pernyataan di media sosial Truth, di mana ia menegaskan akan mengambil tindakan tegas jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Trump memperingatkan bahwa jika sandera tidak dibebaskan sebelum ia menjabat, Timur Tengah akan menghadapi “konsekuensi besar.”
Ia menyebut bahwa mereka yang bertanggung jawab atas penahanan sandera dan kekejaman terhadap kemanusiaan akan menerima hukuman terberat dalam sejarah AS.
Sikap Trump ini muncul di tengah kritik luas terhadap Presiden Joe Biden yang dianggap gagal mengamankan perjanjian pembebasan sandera.
Menurut laporan AFP, saat perang antara Israel dan Hamas pecah, 251 warga Israel disandera, dan hingga kini, 97 di antaranya masih ditahan di Gaza.
Situasi ini semakin memperburuk kondisi di Gaza, yang telah menjadi target serangan masif Israel. Serangan tersebut telah menyebabkan tewasnya sekitar 43 ribu warga Gaza, mayoritas adalah warga sipil.
Israel menggunakan alasan penyanderaan untuk melancarkan serangan tanpa pandang bulu, memicu kecaman internasional.
Trump, yang dikenal sebagai pendukung kuat Israel, menghadapi kritik dari berbagai pihak termasuk Joe Biden atas retorikanya yang dianggap semakin memperkeruh situasi.
Namun, Trump tetap teguh pada pendiriannya dan mendesak pembebasan segera para sandera.(Red/kumparan)