Satujuang.com– Pernyataan eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev terhadap Presiden Vladimir Putin menjadi sorotan internasional.

Hal itu lantaran pernyataannya mengenai ancaman Amerika Serikat (AS) terhadap serangan nuklir dan polemik tuntutan penangkapan Presiden Vladimir Putin, Senin (12/9).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dalam unggahan Telegramnya, Dmitry Medvedev menyebut Amerika Serikat terancam menjadi target serangan nuklir seperti tragedi 11 September 2001.

Ia juga mengkritik arogansi dan narsisme negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dalam menyikapi Rusia.

Pernyataan itu diutarakan Medvedev bertepatan dengan peringatan 22 tahun serangan teror yang terjadi di beberapa tempat di AS pada 11 September 2001 silam.

Pernyataan Medvedev itu pun diunggah oleh penasihat menteri dalam negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, dalam akun Twitternya.

“Medvedev memakai tragedi peringatan serangan 9/11 untuk membuat lebih banyak ancaman terhadap Barat. Retorika mantan presiden Rusia dan pejabat negara saat ini menunjukkan bahwa Rusia memandang ancaman dan pemerasan sebagai metode diplomasi pilihan mereka,” ucap Gerashchenko dalam kicauannya.

Gerashchenko juga menyindir apakah Medvedev masih menggunakan produk Apple karena Medvedev yang terus mengancam Barat, tetapi masih gemar memakai produk buatan Barat seperti ponsel merk iPhone dari Apple tersebut.

Ini merupakan ancaman nuklir kesekian yang diucapkan Medvedev dalam beberapa waktu belakangan.

Bulan lalu, ia membuat komentar serupa dengan menyebut AS dan negara-negara Barat lainnya mendorong dunia semakin dekat dengan Perang Dunia III.

“Musuh-musuh kami harus berdoa kepada para prajurit kami agar mereka tidak membiarkan dunia terbakar nuklir,” kata Medvedev dalam unggahan di Telegram, Minggu (30/7).(cnn)