Satujuang- Pasukan Pertahanan Israel IDF menduduki Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahiya, utara Jalur Gaza, setelah memerintahkan pengosongan November lalu.
Dilansir dari VOA, rumah sakit tersebut kini dijadikan markas utama IDF dan telah menempati rumah sakit itu sejak dua pekan lalu, menggunakannya sebagai benteng karena menghadapi perlawanan kuat dari pejuang-pejuang Hamas.
“Pasukan Israel menggunakan Rumah Sakit Indonesia sebagai perisai, menganggapnya aman karena percaya Hamas tidak akan menyerang pasukan Israel yang berada di sana,” ujar Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad, Rabu (20/12/23).
MER-C mengutuk tindakan ini dan mendesak pasukan Israel untuk segera meninggalkan rumah sakit tersebut agar bisa difungsikan kembali untuk layanan kesehatan.

MER-C berencana untuk menyurati World Health Organization (WHO) agar menekan Israel untuk mengosongkan Rumah Sakit Indonesia.
“Kami juga mendesak WHO untuk mengirim tim independen untuk menyelidiki potensi kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel di fasilitas kesehatan, termasuk Rumah Sakit Indonesia,” imbuhnya.
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menyuarakan keprihatinan terkait kondisi sistem kesehatan di Gaza yang memburuk.
Dari 35 rumah sakit di selatan Jalur Gaza, hanya 12 yang masih beroperasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menemui WHO untuk menyampaikan masalah ini.
“Pendudukan Rumah Sakit Indonesia oleh Israel semakin memperjelas niat serangan mereka di Gaza, yaitu menduduki wilayah dan mengusir warga Palestina,” terang Pengamat Timur Tengah, Yon Machmudi menambahkan.
Serangan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 90 persen warga di wilayah itu mengungsi.
Korban tewas di Gaza hampir mencapai 20.000 jiwa, dengan ribuan luka-luka dan banyak yang hilang. Di Tepi Barat, jumlah korban juga tercatat.
Dewan Keamanan PBB menunda pemungutan suara terkait resolusi Uni Emirat Arab tentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.(nt)