Jakarta- Google, mesin pencarian yang paling banyak digunakan di dunia, kini menjadi sasaran empuk bagi peretas.
Popularitasnya membuat para penjahat siber memanfaatkan peluang untuk melancarkan serangan dengan cara membajak hasil pencarian dan mengarahkan pengguna ke situs berbahaya.
Oleh karena itu, pengguna internet perlu waspada dan menghindari pencarian kalimat tertentu yang berpotensi membuat perangkat rentan terhadap serangan.
Pakar keamanan siber dari Sophos memperingatkan untuk tidak mencari frasa khusus di Google, seperti “Apakah kucing Bengal legal di Australia?”.
Menurut laporan, pencarian kalimat ini memicu serangan di mana peretas menggunakan metode yang disebut “SEO poisoning” atau “peracunan SEO” untuk menempatkan situs berisi malware di puncak hasil pencarian.
Situs-situs ini terlihat sah tetapi mengandung malware bernama GootLoader yang dapat merusak sistem perangkat, mencuri data, atau bahkan menyusup ke jaringan pengguna.
GootLoader telah dikenal hampir satu dekade dan sebelumnya digunakan oleh kelompok peretas Rusia, termasuk kelompok di balik ransomware REVil.
Selain risiko malware, pencarian tertentu juga dapat menimbulkan masalah hukum bagi pengguna.
Sebagai contoh, pada 2013, sepasang suami istri di Long Island, New York, menjadi sorotan pihak berwenang setelah mereka mencari “bom panci presto” bersama kata “ransel”.
Pencarian ini memicu alarm di sistem pengawasan internal perusahaan tempat sang suami bekerja.
Tak lama setelah pencarian, beberapa kendaraan SUV milik pihak berwenang datang ke rumah mereka untuk memastikan tidak ada indikasi aktivitas terorisme.