Satujuang- Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Beirut pada 27 September 2024.
Kematian ini telah dikonfirmasi oleh baik Israel maupun Hizbullah. Hizbullah menyebut Nasrallah sebagai “martir suci” dan berjanji untuk melanjutkan perjuangannya melawan Israel serta mendukung Gaza dan Palestina.
Kehilangan Nasrallah menciptakan kekosongan dalam kepemimpinan Hizbullah, yang saat ini sedang terlibat dalam konflik dengan Israel. Dua nama muncul sebagai calon pengganti: Hashem Safieddine dan Naim Qassem.
Hashem Safieddine, sepupu Nasrallah dan kepala dewan eksekutif Hizbullah, dianggap sebagai kandidat kuat.
Ia memiliki latar belakang pendidikan teologi di Irak dan Iran serta hubungan dekat dengan pemimpin Iran.
Safieddine dikenal sebagai pendukung perjuangan Palestina dan memiliki kedudukan yang menguntungkan dalam struktur organisasi Hizbullah.
Di sisi lain, Naim Qassem, yang juga salah satu pendiri Hizbullah dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal sejak 1991, juga dipandang sebagai calon pemimpin.
Qassem memiliki pengalaman luas dalam organisasi dan pendidikan agama, serta telah terlibat dalam politik Hizbullah selama beberapa dekade.
Ia dikenal sebagai penulis buku “Hezbollah, The Story from Within,” yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Dengan latar belakang dan pengalaman keduanya, baik Safieddine maupun Qassem memiliki potensi untuk memimpin Hizbullah ke depan.(Red/kompas)