Menu

Mode Gelap
Latihan Pra Operasi Keselamatan Candi 2025 Digelar Polres Pekalongan Jumat Berkah Polsek Tegal Selatan Bagikan Ratusan Nasi Bungkus ke Warga Kejagung Tahan Eks Kepala Biro Bapepam Terkait Kasus Korupsi Jiwasraya Perkara Utang SPPD Belum Selesai, Beredar Kabar Sekwan DPRD Provinsi Minta Mutasi Dugaan Kasus Korupsi di Pemkot Bengkulu Akan Dinyanyikan di Depan Kejari Program Cek Kesehatan Gratis Akan Segera Dimulai, Catat Tanggalnya

Ekbis

Harga Telur dan Daging Ayam di Bintan Melonjak Dua Kali Lipat

badge-check


Foto Ilustrasi Perbesar

Foto Ilustrasi

Bintan – Terkait harga daging ayam dan telur di  Kabupaten Bintan yang mengalami lonjakan hampir dua kali lipat, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan, Khairul ikut menyikapi.

Khairul mengatakan pihaknya sudah koordinasi dengan Asosiasi Peternak Ayam (APA) Bintan.

“Kalau soal harga itu bukan tanggungjawab kita, melainkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag). Kami urus bagian produksi,” ujar Khairul.

Diketahui, daging ayam yang awalnya dijual dari peternak Rp 27 ribu per Kg kini dijual Rp 43-45 ribu per Kg.

Begitu juga telur dijual dalam kisaran Rp 44-48 ribu, kini dijual Rp 52-55 ribu per papan atau 30 butir.

Peternak mampu menghasilkan produksi sebanyak 213 ton telur dan 216 ton daging ayam per harinya. Sementara kebutuhan telur hanya 114 ton dan 116 ton untuk daging ayam.

Sehingga dipastikan pasokan ayam dan telur sangat aman bahkan bisa memenuhi permintaan Kota Batam dan Tanjungpinang.

“Dikarenakan harga pakan ternak naik, terpaksa peternak menaikan harga ayam menjadi Rp 27 ribu per Kg yang awalnya Rp 25 ribu per Kg,” ujarnya.

Kemudian dengan naiknya pakan juga membuat peternak membatasi makanan ternaknya sehingga ayam-ayam tersebut lambat pertumbuhannya.

Akibatnya ayam yang dilepas ke pasaran berukuran sedang namun harganya tetap.

Khairul mengatakan, meskipun harga bukan tanggungjawabnya, namun pihaknya mencari tahu penyebab harga naik.

“Ternyata itu ulahnya para pedagang, bukan salah peternak,” ungkap Khairul.

Dari laporan yang diterima ada yang menjual daging ayam diatas Rp 42 ribu. Padahal peternak melepas ayam ke pedagang dengan harga hanya Rp 27 ribu per Kg.

“Kalau telur dijual Rp 55 ribu per papan dan daging ayam dijual Rp 43 ribu sampai Rp 45 ribu itu namanya menyanyah kalau orang Melayu bilang. Cari untung besar kalau kayak gitu,” sebutnya.

Pihaknya terus memantau pasokan ayam dan telur di pasaran. Jika nantinya ditemukan ada distributor yang bandel maupun pedagang bandel akan pihaknya laporkan ke Satgas Pangan Bintan.

“Karena keuntungan yang mereka cari membebani masyarakat,” pungkas Khairul, Sabtu (4/6/22). (DaHam)

Trending di Ekbis