Menu

Mode Gelap
Kasus Korupsi Impor Gula, Kejagung Serahkan Tersangka dan Barang Bukti ke Kejari Jakpus Kasus Razman dan Firdaus, Praktiksi Hukum: Pemberian Sanksi Harus Objektif dan Proporsional Polisi Bekuk Komplotan Wanita Spesialis Pencuri Perhiasan Anak Ratusan Personel Amankan Haul Habib Muhammd Bin Thohir Al Hadad di Kota Tegal Korem 041 Gelar Turnamen Tenis Beregu Putra se-Provinsi Bengkulu Perseteruan LSM Dengan Kepala Disdikbud Kota Bengkulu Jadi Perhatian Banyak Pihak

SJ News

Gencatan Senjata Israel-Hamas, Pembebasan Sandera Ditunda Hingga Jumat

badge-check


Situasi di Jalur Gaza, Palestina Perbesar

Situasi di Jalur Gaza, Palestina

Satujuang– Penasihat keamanan nasional Israel menyatakan bahwa pembebasan sandera tidak akan terjadi sebelum Jumat berdasarkan gencatan senjata sementara dengan Hamas.

Dilansir dari tempo, penundaan selama 24 jam disebabkan oleh ketidaksetujuan Hamas dan mediator Qatar dalam menandatangani perjanjian tersebut.

Meskipun belum diumumkan secara resmi, waktu dimulainya gencatan senjata dan pembebasan sandera dijadwalkan pada pukul 10 pagi Kamis, setelah mediasi oleh Qatar.

Gencatan senjata ini, yang disepakati pada Rabu pagi antara Israel dan Hamas, bertujuan memungkinkan bantuan masuk ke Gaza dan membebaskan 50 dari 240 sandera yang dipegang oleh Hamas.

Perjanjian ini diharapkan dapat menjadi langkah pertama menuju gencatan senjata penuh.

Israel menyatakan bahwa gencatan senjata dapat diperpanjang dengan pembebasan lebih banyak sandera, sementara Palestina berharap sekitar 100 sandera dapat dibebaskan hingga akhir bulan ini.

Gencatan senjata bersyarat ini melibatkan pembebasan 50 sandera selama empat hari, dengan minimal 10 sandera setiap hari.

Israel telah mengeluarkan daftar 300 nama tahanan Palestina yang dapat dibebaskan. Hamas setuju untuk membebaskan 50 sandera awal sebagai imbalan atas pembebasan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang dipenjara di Israel.

Sebagai bagian dari kesepakatan, ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar akan memasuki Gaza, sementara Israel akan menghentikan serangan udara di Gaza selatan dan menjaga jendela larangan terbang selama enam jam setiap hari di utara.

Presiden AS Joe Biden menyambut baik kesepakatan tersebut, dan Amerika Serikat berharap ratusan truk bantuan akan mencapai Gaza dalam beberapa hari ke depan.

Palang Merah diizinkan mengunjungi sandera yang tersisa di Gaza. Meskipun gencatan senjata dianggap sebagai kemajuan, para menteri luar negeri Arab menekankan perlunya perjanjian yang lebih luas dengan tujuan akhir, tenggat waktu, mekanisme implementasi, dan dukungan global, dengan AS memainkan peran utama.

Trending di SJ News