Satujuang- Gempa 7,6 Magnitudo dengan pusat di Semenanjung Noto, dekat Prefektur Ishikawa, Jepang, telah menelan korban jiwa.
Dilansir dari BBC, NHK melaporkan setidaknya enam orang meninggal dunia, semuanya ditemukan di Prefektur Ishikawa, Senin (1/1/24).
Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo ini menyebabkan gelombang tsunami di pesisir utara dan tengah Jepang.
Ribuan penduduk di wilayah pesisir diimbau untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Meskipun sampai Selasa (2/1) tidak ada lagi peringatan tsunami, militer Jepang telah memberikan bantuan berupa makanan, air, dan selimut kepada mereka yang harus meninggalkan tempat tinggalnya.
Sebanyak 18 WNI yang tinggal di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa, terpaksa bermalam di luar ruangan setelah gempa besar tersebut.
Mereka bergabung dengan warga Jepang dalam membuat api unggun untuk menghangatkan diri di tengah suhu musim dingin yang mencapai 0 derajat Celsius.
Gelombang tsunami setinggi 1,2 meter menerjang pelabuhan Wajiima di Prefektur Ishikawa. Kota Toyama juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 0,8 meter.
Meskipun peringatan tsunami diturunkan menjadi “imbauan,” dampaknya masih terasa, dengan beberapa bangunan roboh dan kebakaran besar terjadi di Ishikawa.
Beberapa WNI, seperti Rizal Sokobiki dan Wawan Supriyanto, mengungkapkan pengalaman mereka selama gempa.
Mereka bersama dengan keluarga dan tetangga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.
Kementerian Luar Negeri Indonesia berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka untuk memantau dampak gempa.
Imbauan tetap dikeluarkan kepada warga negara Indonesia agar waspada terhadap gempa susulan dan tsunami.
Kebakaran besar terjadi di Wajima, Ishikawa, menyusul gempa, dengan laporan bangunan yang runtuh.
Sekretaris kabinet Jepang menyatakan bahwa banyak orang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Pemadaman listrik dan kerusakan infrastruktur juga terjadi, mempengaruhi ribuan rumah tangga.
Gempa ini dianggap sebagai yang terbesar di Semenanjung Noto sejak 1885, dan ini merupakan peringatan besar pertama sejak gempa dan tsunami dahsyat tahun 2011.
Otoritas Jepang memperingatkan tentang risiko tanah longsor dan kebakaran di wilayah yang terkena dampak, serta mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi gempa susulan.
Pemerintah Jepang dan berbagai lembaga terkait terus memantau dan memberikan bantuan kepada korban.
Kondisi terkini di wilayah terdampak terus diupdate melalui koordinasi pihak berwenang dan pemberitaan media setempat.