Penulis: Puti Nila Alfallah Setia
Satujuang– Menikah adalah salah satu keputusan penting dalam hidup. Keputusan ini tidak hanya berkaitan dengan cinta dan komitmen, tetapi juga dengan pertimbangan tentang waktu yang tepat.
Pernikahan seringkali menjadi tonggak besar yang mengubah arah hidup seseorang, dan oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memutuskan untuk menikah.
Pertimbangan seperti kesiapan finansial, kesiapan emosional, kesamaan nilai-nilai, dan dukungan dari keluarga dan teman-teman juga merupakan faktor-faktor kunci yang perlu dipertimbangkan.

Sebuah pernikahan yang baik memerlukan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah lebih baik menikah di usia muda atau menunggu hingga karier lebih mapan
Dilema yang muncul yaitu antara menikah di usia muda atau menunggu hingga karier mencapai puncaknya. Keputusan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk norma budaya, nilai-nilai pribadi, dan kondisi ekonomi.
Menikah di Usia Muda: Cinta vs. Karier
Menikah di usia muda seringkali dikaitkan dengan romantisme dan ketulusan cinta. Pernikahan muda dapat menciptakan ikatan yang kuat antara pasangan, dan banyak yang berpendapat bahwa cinta adalah dasar yang paling penting dalam pernikahan.
Namun, menikah di usia muda juga berarti bahwa pasangan harus menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal ekonomi.
Menurut data dari BPS, tren menikah di usia muda telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, usia rata-rata perempuan saat menikah di Indonesia adalah sekitar 22 tahun, sementara laki-laki menikah pada usia sekitar 25 tahun.
Data ini menunjukkan bahwa banyak pasangan memilih untuk menunda pernikahan hingga mereka merasa lebih siap dari segi ekonomi dan karier.
Tunggu Karier Lebih Baik: Stabilitas Ekonomi vs Kesempatan
Sementara menikah di usia muda dapat memiliki keuntungan emosional, menunggu hingga karier lebih mapan juga memiliki manfaat yang signifikan.
Pernikahan sering kali memerlukan dukungan finansial yang kuat, termasuk dalam perencanaan keluarga dan kehidupan sehari-hari.
Memiliki pekerjaan yang stabil dan karier yang mapan dapat memberikan dasar ekonomi yang lebih kuat untuk memulai pernikahan.
BPS juga memberikan data yang menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di kalangan pemuda di Indonesia telah mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.
Menunggu hingga memiliki pekerjaan yang stabil dapat membantu pasangan menghindari tekanan keuangan yang mungkin muncul selama awal pernikahan.
Namun, menunggu hingga karier lebih baik juga bisa berarti menunda kesempatan untuk membentuk keluarga.
Beberapa orang mungkin merasa bahwa fokus pada karier terlalu lama dapat membuat mereka kehilangan peluang untuk memiliki anak atau menghabiskan waktu bersama dengan pasangan.
Pendukung Menikah di Usia Muda
Ada beberapa argumen kuat yang mendukung pilihan untuk menikah di usia muda. Salah satunya adalah kesempatan untuk tumbuh bersama sebagai pasangan.
Pernikahan muda memberi pasangan lebih banyak waktu untuk mengenal satu sama lain, beradaptasi satu sama lain, dan tumbuh bersama.
Menurut survei yang dilakukan oleh BPS, sebagian besar pasangan yang menikah di usia muda melaporkan tingkat kebahagiaan yang tinggi dalam pernikahan mereka.
Mereka merasa memiliki kesempatan untuk membangun fondasi yang kuat untuk hubungan mereka, dan ini dapat mengarah pada pernikahan yang sukses dalam jangka panjang.
Pendukung Tunggu Karier Lebih Baik
Di sisi lain, ada juga argumen yang mendukung keputusan untuk menunggu hingga karier lebih baik sebelum menikah.
Data BPS menunjukkan bahwa jumlah perceraian di Indonesia cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor yang berkontribusi pada perceraian adalah tekanan ekonomi.
Menunda pernikahan hingga memiliki stabilitas finansial dan karier yang mapan dapat membantu pasangan menghindari tekanan ekonomi ini.
Selain itu, memiliki karier yang sukses juga bisa berarti lebih banyak sumber daya untuk mendukung keluarga dan anak-anak di masa depan.
Pertimbangan Pribadi dan Kompromi
Keputusan untuk menikah di usia muda atau menunggu hingga karier lebih baik pada akhirnya adalah keputusan yang sangat pribadi.
Setiap pasangan memiliki kebutuhan, nilai-nilai, dan aspirasi yang berbeda. Beberapa pasangan mungkin merasa siap untuk menikah di usia muda dan siap menghadapi tantangan finansial yang mungkin muncul.
Sementara yang lain mungkin merasa bahwa menunggu hingga karier lebih mapan adalah pilihan yang lebih bijak.
Kompromi juga bisa menjadi kunci dalam mengatasi dilema ini. Pasangan dapat berbicara secara terbuka tentang harapan dan impian mereka, dan mencari jalan tengah yang memungkinkan mereka untuk membangun karier dan keluarga yang bahagia.
Dengan data dari BPS sebagai pendukung, kita dapat melihat bahwa kedua pilihan memiliki manfaat dan tantangan mereka sendiri.
Pernikahan adalah keputusan yang sangat pribadi, dan tidak ada jawaban yang benar atau salah.
Yang paling penting adalah pasangan tersebut merasa siap dan memiliki komitmen yang kuat satu sama lain. Mereka juga harus mampu berkomunikasi secara terbuka tentang harapan dan impian mereka untuk masa depan.
Pada akhirnya, kebahagiaan dalam pernikahan lebih banyak dipengaruhi oleh kualitas hubungan dan komunikasi daripada usia atau karier.
Penulis adalah Seorang SastrawanÂ