Menu

Mode Gelap
Kejagung Amankan Buronan Muhammad Khairuddin Terkait Kasus Korupsi Soal Polemik Dugaan Politik Uang di DPD RI: Ini Kata Ketum PPWI Wilson Lalengke Pemkab Blitar Gelar Launching Calender of Events Kab.Blitar dan Closing Global Youth Summit 2025 Sosialisasi Keselamatan Lalin, Polisi Gelar Police Art di Event Tegal Otomotif Show Warga Palu Diamankan Polisi: Diduga Jual Minyak Urut Dengan Cara Memaksa Jumat Berkah, Satlantas Polres Pekalongan Berbagi Kepada Warga Kurang Mampu

SJ News

China Jadi Pusat Kemunculan Wabah Penyakit Baru, Ternyata Ini Alasannya

badge-check


Ilustrasi virus Perbesar

Ilustrasi virus

China- Merebaknya Human Metapneumovirus (HMPV) di China kembali memunculkan pertanyaan: mengapa banyak penyakit baru sering kali berasal dari wilayah tersebut?

Pakar dari Yale University School of Medicine dalam sebuah podcast pada Februari 2020 menjelaskan, China memiliki kombinasi faktor unik yang memfasilitasi penyebaran virus.

Kepadatan populasi tinggi, kontak dekat dengan berbagai spesies hewan yang dapat menjadi reservoir virus, serta standar kebersihan yang rendah menjadi faktor utama.

Selain itu, wilayah selatan China sering disebut sebagai “wadah pencampuran” virus. Presiden EcoHealth Alliance, Dr. Peter Daszak, mengungkapkan bahwa banyak peternakan unggas dan babi di sana memiliki sanitasi yang buruk dan pengawasan longgar.

Hewan-hewan tersebut sering dibawa ke pasar basah yang juga menjual hewan eksotis, menciptakan lingkungan ideal bagi virus untuk bermutasi dan berpindah ke manusia. Hal ini diyakini sebagai mekanisme awal penyebaran COVID-19.

Faktor Budaya Juga Turut Berperan

Preferensi masyarakat China terhadap daging yang baru disembelih meningkatkan interaksi manusia dengan hewan yang bisa membawa virus. Kondisi pasar hewan tradisional memperbesar peluang penularan virus baru.

Selain itu, banyak orang di China masih mengandalkan pengobatan tradisional, yang kerap salah diagnosis dan memperlambat pengendalian wabah, sehingga memperburuk penyebaran infeksi.

Terkait HMPV, virus ini sebenarnya bukan hal baru. Virus ini menyerang saluran pernapasan atas dan biasanya muncul di musim dingin atau musim semi.

Menurut Chinese Center for Disease Control and Prevention (CCDCP), HMPV menjadi salah satu penyebab lonjakan infeksi pernapasan di China saat ini.

CCDCP telah menetapkan protokol pelaporan dan verifikasi kasus untuk mengendalikan penyebaran.

Sementara itu, di Indonesia, Kementerian Kesehatan memastikan belum ditemukan kasus HMPV seperti di China.

Lonjakan kasus influenza tipe A, seperti varian H5N1 yang pernah mewabah di Indonesia pada 2005-2017, juga belum muncul kembali sejak 2018. Varian H5N6 dan H9N2 yang dilaporkan di China sejauh ini belum ditemukan di Indonesia.

Kondisi ini menegaskan pentingnya langkah pencegahan, termasuk pengawasan ketat terhadap pasar hewan dan edukasi masyarakat terkait kebersihan serta pengobatan yang tepat.(Red/detik)

Trending di SJ News