Menu

Mode Gelap
Dukung Program Nasional, Gubernur Rohidin Gelar Konsolidasi Pertemuan PPL se-Provinsi Bengkulu Kesiapsiagaan Bencana, PMI Bengkulu Gelar Kompetisi Relawan 2024 Tanggapi Keluhan Juru Parkir, Rohidin: Kami Tidak Akan Mengambil Keuntungan dari Masyarakat  Dorong Inovasi untuk Indonesia, PTPP Raih Penghargaan Fortune 100 Laporan Ratusan Kades Langsung Direspon Bawaslu Bengkulu, Masuk Tahap Kajian Awal Tak kunjung Launching, Dewan Mukomuko dr Ferdy Jureli Tinjau Langsung Kondisi RS Pratama Ipuh

Info Desa

Bontolempangan, Desa Yang “Terbuang” di Indonesia Menanti Kehadiran Jokowi

badge-check


Warga Desa Bontolepangan bergotong royong membangun masjid Perbesar

Warga Desa Bontolepangan bergotong royong membangun masjid

– Masyarakat Dusun Tanappangkaya Desa Bontolempangan Kabupaten , ibarat Mutiara indah yang terbuang dari peradaban serta jauh dari sentuhan pembangunan pemda setempat.

Sejak Zaman penjajahan kolonial Belanda hingga usia Republik Indonesia 77 Tahun, nyatanya tidak memberikan kemerdekaan bagi 2.221 jiwa di wilayah itu.

Desa terisolir dengan waktu tempuh tiga jam perjalanan ke kota terdekat, semakin membuat warga desa merasa asing di negerinya sendiri.

Meskipun demikian, dengan segala terbatasan, masyarakat tidak berputus asa dalam mencukupi kebutuhan mereka.

Warga Bontolempangan kompak bergotong royong.

“Semua pembangunan selama ini kami lakukan secara gotong royong, tidak pernah ada bantuan dari Pemda ,” ujar Kepala Dusun Tanappangkaya, Abbas yang didampingi tokoh masyarakat H Baso Kila, Senin (12/9/22).

H Baso Kila mengatakan, hingga detik ini, Adnan Purichta Ichsan selaku Bupati tidak pernah menperhatikan pembangunan sarana dan prasarana di desa yang hidup dari hasil pertanian tradisional itu. Bahkan, orang nomor satu di pemda itu seakan alergi untuk menginjakkan kakinya.

“Menunggu bantuan pemerintah membangunan di dusun Tanappangkaya, itu seperti mimpi di Gurun Sahara yang tidak akan pernah terlaksana. Kalau bukan kita sendiri yang gotong royong, tidak akan pernah terbangun, karena kami dari dulu tidak pernah diperhatikan pemerintah baik pusat maupun daerah,” keluh H Baso.

Walaupun menjadi Dusun terkucil di NKRI, warga tidak beputus asa, semua pembangunan di desa tersebut dilakukan secara gotong royong baik dari biaya maupun tenaga.

Trending di Info Desa