Satujuang- Pasukan Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza, menghambat bantuan kemanusiaan dan membuat warga terjebak dalam kondisi yang mencekam.
Dilansir dari detik, kelompok kemanusiaan, ActionAid, mengungkap bahwa warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung kini terpaksa memakan rumput sebagai upaya terakhir untuk menghindari kelaparan.
Penduduk yang telah mengungsi beberapa kali sejak 7 Oktober sekarang berisiko terpaksa meninggalkan tempat penampungan mereka lagi.
Pasukan Israel tampaknya akan memperluas serangan daratnya ke kota Rafah, yang ditinggali lebih dari 1,4 juta warga Palestina di tenda-tenda darurat.
ActionAid memperingatkan bahwa setiap peningkatan serangan di Rafah akan membawa konsekuensi yang sangat buruk. “Tidak ada tempat lagi bagi warga Gaza untuk mengungsi.
Lebih dari 85% dari 2,3 juta penduduknya terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam empat bulan terakhir, dan banyak di antaranya mengungsi berkali-kali,” ujar ActionAid.
Koordinator advokasi dan komunikasi ActionAid, Riham Jafari, menyebutkan bahwa masyarakat merasa putus asa dan bahkan terpaksa makan rumput sebagai upaya terakhir untuk mengatasi kelaparan.
“Setiap orang di Gaza saat ini kelaparan, hanya mendapat 1,5 hingga 2 liter air untuk memenuhi semua kebutuhan mereka,” tambah Jafari.
ActionAid mengecam potensi invasi darat di Rafah dan peningkatan serangan udara, menggambarkannya sebagai bencana besar.
“Ke mana lagi penduduk Gaza yang kelelahan dan kelaparan harus pergi”.(nt)