Jakarta– Kementerian PUPR menjadikan persoalan banjir di Kota Bengkulu sebagai tantangan yang harus segera ditangani.
Hal ini dikarenakan intensitas hujan yang meningkat, sedimentasi pada muara sungai Bengkulu dan rusaknya kondisi DAS telah membuat banjir di Kota Bengkulu menjadi lebih sering.
Banjir yang menggenangi Bengkulu pada 30 Agustus 2022 luasnya mencapai 1.334 Ha, untuk itu Kementerian PUPR telah melaksanakan penanganan darurat.
Hal itu disampaikan Direktur Operasi dan Pemeliharaan Ditjen Sumber Daya Air, Adenan Rasyid yang mengaku telah memobilisasi dua excavator ke muara Sungai Air Bengkulu.
“Excavator itu untuk mengeruk sedimen dan empat unit mesin pompa sentrifugaldi juga dikerahkan ke lokasi genangan,” ujar Adenan dikutip dari akun resmi Kementrian PUPR, Sabtu (3/9/22).
Ia juga menyampaikan Kementerian PUPR telah menyiapkan langkah jangka pendek dan jangka panjang untuk menangani banjir Bengkulu.
Sebagai penanganan jangka pendek akan dilakukan pengerukan sedimen dan debris pada muara Sungai Air Bengkulu.
Sedangkan untuk jangka panjang telah ada desain untuk pembangunan tiga kolam retensi, jetty dan groin.
Dari empat kombinasi ini dari sisi perencanaan kementerian PUPR bisa mengurangi tinggi banjir lebih kurang 1,2 meter yang terjadi untuk q25.
“Jadi terindikasikan berhasil mengatasi banjir jika tinggi, luas genangan dan durasi genangan berkurang.” jelas Adenan.
Ia juga menegaskan dukungan dari Pemda Bengkulu terkait pembebasan lahan sangat penting dalam pembangunan tiga kolam retensi karena kebutuhan lahannya mencapai total sekitar 10 ha. (danis/red)