Menu

Mode Gelap
Produksi Pangan Meningkat, Prabowo Pastikan Stop Impor Beras 2025 Panduan Memilih Ekstensi Domain yang Tepat untuk Website Anda Banyak Semut di Rumah? Ini Cara Efektif Membasminya Prabowo Pastikan Penurunan Harga Tiket Tidak Bebani Maskapai Ario Tejo Bayu Aji Sukses Pimpin Jalin, Terima Penghargaan Top 100 CEO 2024 Studi Ungkap Karakter Hewan Tingkatkan Keterampilan Sosial Anak

SJ News

Allan Lichtman Prediksi Kamala Harris Menang di Pilpres AS 2024

badge-check


Pemilihan Presiden AS 2024, Ini Persaingan Ketat Antara Harris dan Trump Perbesar

Pemilihan Presiden AS 2024, Ini Persaingan Ketat Antara Harris dan Trump

Amerika- Allan Lichtman, seorang sejarawan dan pakar politik yang dikenal akurat memprediksi hasil pemilihan presiden Amerika Serikat, baru-baru ini mengungkap prediksinya untuk Pilpres AS 2024.

Dalam wawancara dengan NDTV, Lichtman menyatakan keyakinannya bahwa Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, memiliki peluang besar untuk menang.

Bahkan berpotensi mencetak sejarah sebagai presiden wanita pertama sekaligus presiden pertama dengan darah campuran Afrika dan Asia di Amerika Serikat.

Lichtman, yang telah sembilan kali secara tepat memprediksi pemenang Pilpres AS dan hanya sekali meleset pada tahun 2000, mengungkap bahwa ia menggunakan 13 indikator utama sebagai landasan prediksinya.

Indikator tersebut meliputi mandat partai, kontestasi, jabatan, kehadiran pihak ketiga, ekonomi jangka pendek dan panjang, perubahan kebijakan, kerusuhan sosial, skandal, kegagalan dan keberhasilan dalam kebijakan luar negeri, serta kharisma kandidat petahana dan penantang.

Pentingnya indikator-indikator ini, menurut Lichtman, membuat jajak pendapat menjadi tidak relevan dalam penilaiannya, karena survei sering kali tidak bisa dipercaya.

Lichtman menegaskan bahwa hasil survei sering kali menyesatkan karena manusia cenderung dinamis dan dapat mengubah pendirian.

“Mengapa saya yakin Harris akan menang? Karena sistem saya mengabaikan jajak pendapat yang sering kali tidak dapat diandalkan,” ujarnya.

Menurutnya, perubahan opini dan kemungkinan manipulasi dalam jajak pendapat membuatnya memilih untuk fokus pada indikator-indikator fundamental yang ia yakini lebih akurat.

Trending di SJ News